Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 12 Juni 2013

Apa itu Sejarah?



PENGANTAR ILMU SEJARAH
     A. LATAR BELAKANG
Mengapa harus belajar sejarah? Bukankah sejarah adalah masa lalu, dan kita menuju masa depan. Pemikiran ini sering mengemuka dan membuat sejarah dipandang sebelah mata. Orang yang belajar sejarah tak berdaya. Karena itu, sejarah kerap ditempatkan sekedar pelengkap. Mereka lupa bahwa realitas kehidupan hari ini adalah buah aktivitas masa lalu, dan cermin masa depan terletak pada tindakan kita sekarang. Itulah sebabnya sejarah dianggap sebagai ilmu yang mempelajari tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Tidak ada sejarah yang lengkap. Begitulah fakta sejarah dunia mana pun. Kita hanya dapat mengalami suatu kejadian dari sebagian totalitas kejadian itu. Karena itu, tidak salah apabila ada yang mengatakan, sejarah berulang dan kita perlu belajar sejarah. Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali. Bahkan juga mereka yang dikaruniai ingatan yang tajam sekalipun tidak akan dapat menyusun kembali masa lampaunya, karena dalam hidup semua orang pastilah ada peristiwa, orang, kata-kata, pikiran-pikiran, tempat-tempat dan bayangan-bayangan yang ketika terjadi sama sekali tidak meninggalkan kesan, atau yang kini telah dilupakan.
Lebih daripada itu, pengalaman suatu genersi yang telah lama mati yang sebagian besar diantara anggotanya tidak meninggalkan rekaman-rekaman, atau yang rekaman-rekamannya jika pun ada tidak pernah sampai ke tangan sejarawan, tidak mungkin diingat kembali secara lengkap.
Yang terakhir adalah bahwa sejarah adalah pelajaran yang sangat berharga, karena sejarah merupakan suatu gerakan yang kreatif. Sejarah tidak hanya memberikan bahan pertimbangan saja, tetapi menuntut kerja keras dan ketekunan, latihan imajinasi yang kreatif, bergist menelaah literatur yang bermutu tinggi.
Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak mata uang atau benda atau sejarah lainnya, bangunan dan monument, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah foto, gambar bergerak (misalnya: fim layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periode yang hendak diteliti atau dipelajari penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi atau cara pandang sejarah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

     B.   PEMBAHASAN
Apa Sejarah Itu?
Sejarah dalam bahasa Arab, tārīkh atau history (Inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.[1] Sejarawan Louis Gottschalk dalam bukunya Understanding History: a Primer of Historical Method, sejarah dalam bahasa Inggris history berasal dari kata benda bahasa Yunani istoria yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh filosof Yunani, Aristoteles, istoria berarti suatu penjelasan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, baik susunan kronologi yang merupakan faktor atau tidak dalam penjelasan.[2] Perkataan sejarah juga mempunyai arti yang sama dengan Geschichte (Jerman) dan Geschiedenis (Belanda), semua mengandung arti yang sama yaitu cerita tentang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi dimasa lampau.[3]
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo dalam bukunya Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, menbagi pengertian sejarah pada pengertian subjektif dan objektif.[4] Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk mengambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Kesatuan itu membentuk koherensi, artinya berbagai unsur bertalian satu sama lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur saling menopang dan saling bergantung satu sama lain. Disebut subjektif, tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekontruksi dari pengarang, mau tidak mau memuat sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan dan sebagainya. Sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi. Orang yang memiliki kesempatan mengalami suatu kejadian pun sebenarnya hanya dapat mengamati sebagian dari totalitas kejadian itu.
Riwayat Moh. Ali dalam Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia (1963) mempertegas pengertian sejarah menjadi:
(1)  Jumlah perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
(2)  Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
(3)  Ilmu uang bertugas menyelidiki peribahan-perubahan. Kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
Bila kita perhatikan pengertian tersebut, maka akan kita dapatkan peristiwa masa lampau dan ceritanya, sedangkan ilmu bertugas menyelidiki kebenaran kebenaran peristiwa masa lampau dan cara menyusun cerita sehingga membentuk pengertiuan yang lengkap. Apabila kita ambil peristiwa masa lampau saja, itu belum berarti sejarah,
Sejarah akan mengandung arti bila peristiwa masa lampau atau faktanya diberi cerita dan ceritanya harus disusun dengan persyaratan ilmiah. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan, sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap.
Dahulu ada kekeliruan tafsir mengenai sejarah. Sejarah sering diartikan sama dengan dongeng, mythe, legenda, silsilah, kronik, dan babad. Dongeng, mythe dan legenda adalah cerita tentang kepercayaan lampau yang masih hidup di tengah-tengah masyarakat. Silsilah (berasal dari bahasa Arab) yang berarti urutan, seri, hubungan, daftar asal-usul keturunan. Kronik atau tarich adalah cerita peristiwa-peristiwa yang disusun menurut urutan waktu tanpa penjelasan hubungan antar peristiwa-peristiwa tersebut.
Khusus mengenai tarich merupakan buku tahunan perhitungan waktu buku riwayat dan pencatatan tanggal yang juga disebut primbon (bahasa Jawa), sedangkan babad berasal dari bahsa Jawa berarti riwayat kerajaan dan riwayat raja-raja. Dongeng, mythe, legenda, silsilah dan sebagainya itu merupakan hasil kesusatraan lama. Jadi bukan sejarah, yang menurut Benedetto Crose termasuk pseudo history atau sejarah palsu.
Sebagai suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu sekarang, di mana tekanan perhatian terutama diletakkan pada aspek peristiwanya sendiri, dalam hal ini terutama yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembangannya, yang kemudian disusun dalam suatu cerita sejarah. Sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami (diucapkan, dipikirkan, dan dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri/diketemukan masa sekarang
Beberapa Pendapat Ahli Mengenai Sejarah
            Berdasarkan pengertian harfiah tersebut, maka materi sejarah itu sangat luas, karena menyangkut perubahan-perubahan atau peristiwa-peristiwa perkehidupan manusia dalam kenyataan sekitar kita.[5] Apabila manusia sebagai pemegang peranan utama dalam sejarah, maka tidak seluruh kegiatan manusia itu akan menjadi isi cerita sejarah. Isi cerita akan dibatasi oleh pendirian ataupun tujuan penyusunan sejarah. Demikianlah peristiwa atas fakta sejarah yang begitu banyaknya perlu diseleksi. Jenis fakta-fakta itu beragam, beraneka warna, dan fakta yang berhubungan dengan politik, diplomasi, perang, konstitusi, ekonomi, kebudayaan, sosial dan sebagainya, kerena itu terasa kebutuhan untuk membagi-bagi sejarah ke dalam ranting-rantingnya yang lebih mengkhusus untuk memungkinkan pemusatan perhatian-perhatian dari sejarah.
Beberapa pendapat tentang arti sejarah:
1.    H. Mohammad Hatta dalam pengantar ke Jalan Ilmu Pengantar Ilmu Sejarah dan Pengetahuan 1960. Halaman 54-57-68.
Sejarah ujudnya memberi pengertian dari pada masa yang lalu.....
Ia menggambarkan di muka kita suatu ideal tipe, bentuk rupa dari pada masa itu. Bukan gambaran yang sebenar-benarnya, tetapi gambaran yang dimudahkan, supaya kita mengenal rupanya.....
Ia bukan melahirkan cerita daripada kejadian yang lalu, tetapi memberi pengertian tentang satu kejadian atau masa itu sebagai masalah. Ia mengupas masalahnya dalam keadaan yang heterogen, dalam keadaan hidupnya yang banyak cabangnya.....
Siapa yang mempelajari sejarah dengan pengertian tal boleh berputus asa. Kerena sejarah mengajar kita melihat yang relatif, yang sementara dalam segala kejadian di dunia ini. Semua itu satu-satunya adalah semetara. Tak ada yang berubah “pantai rei”, semuanya mengalir, kata Herakletos. Masyarakat sewaktu-waktu bergeak dan berubah.

2.    H. Moh. Yamin, dalam Majapahit Parwa I halaman 89.
Sejarah Indonesia menurut paham ilmiah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan (sumber sejarah – sandaran sejarah).
3.    Edward Hellet Carr (1892-1982), sejarawan Inggris percaya bahwa meskipun para sejarawan tidak bisa memprediksi peristiwa-peristiwa tertentu, mereka bisa membuat generalisasi yang berguna baik sebagai petunjuk untuk tindakan masa depan maupun sebagai kunci untuk memahami bagaimana hal-hal bisa terjadi (Warrington 2008:54).[6]
4.    Beneditto Crose dalam bukunya tentang Teori dan Sejarah dari Ilmu Penulisan Sejarah (Historiografi) membedakan pengertian sejarah dan kronik. Sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup tentang masa lampau sedangkan kronik merupakan catatan tentang masa lampau, menurut kedudukannya, mati dan tak dapat mengerti (pseudohistoris).
5.    E. Bernhein dalam Lehrbuch der Historychen Methoed under Geschictsphilosophi, cetakan VI halaman 9. Ilmu sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan peristiwa-peristiwa dalam waktu dan ruang yang dihubungkan dengan perkembangan dan aktivitas manusia (baik yang bersifat individu maupun kelompok) sebagai kehidupan masyarakat dalam hubungan timbale balik antara rohaniah dan jasmaniah.
6.    Kontowijoyo (2005:18) memberikan pengertian sejarah sebagai rekontruksi masa lalu. Artinya, apa yang telah terjadi, kaitannya dengan manusia dan tindakan manusia direkonstruksi (re artinya kembali; construction artinya bangunan) dalam bentuk kisah sejarah. Pengertian ini lebih mengarah pada upaya menghadirkan kembali kejadian-kejadian masa lalu oleh sejarawan atas dasar sumber-sumber sejarah dan daya imajinasi sejarawan. Dalam kaitan itu Kuntowijoyo juga membedakan karakteristik ilmu sejarah dalam arti negative dan pengertian positif. [7]
7.    WJS. Puerwodiarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia memiliki tiga makna, ketiga makna tersebut adalah:
a.    Kesusastraan lama yang berupa  silsilah serta asla usul.
b.    Segala sesuatau yang benar-benar terjadi pada masa lalu.
c.    Ilmu pengetahuan.
8.    Hendri Pirennei seorang sejarah dimaknai sebagai sebuah kisah mengenai berbagai peristiwa dan aktivitas manusia yang hidup dalam masyarakat.
9.    Cllefelanb sejarah adalah sebuah konsep yang akan dilihat untuk mengenali kehidupan manusia.
10.  Abramiwitz pendapat ini disampaikan pada tahun 1970. Menurutnya sejarah adalah runtutan peristiwa yang terjadi pada sebuah kejadian.


     C.   KESIMPULAN
Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan. Semua peristiwa-peristiwa masa lampau yang menjadi inti cerita sejarah itu sungguh-sungguh terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya. Peristiwa-peristiwa masa lampau menunjukan proses perjuangan manusia untuk mencapai perikehidupan kemanusiaan yang lebih sempurna dan sebagai ilmu yang berusaha mewariskan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu.
Sejarah sebagai kesusasteraan lama merupakan karya sastra yang berlandasan atau memiliki latar belakang sejarah. Termasuk dalam kelompok ini antara lain dongeng, mythe, legenda, silsila, kronik, babad dan lain-lain. Bentuk-bentuk kesusasteraan ini bukan sejarah , melainkan kata Benedetto Crose adalah “pseudo history” atau “Sejarah semu”.
Pendapat para ahli mengenai definisi sejarah berbeda-beda, namun apabila ditarik kesimpulan ada persamaannya yaitu cerita tentang perubahan-perubahan, peristiwa-peristiwa dan sebagainnya pada masa lampau, dan ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan manusia.
Sejarah sebagai ilmu ataupun sejarah sebagai cerita adalah hasil ciptaan manusia. Dalam hal ini manusia sebagai subjek atau yang memegang peranan sebagai penyusun ilmu dan cerita. Dalam pendapat’ para ahli tentang sejarah tanpa adanya unsure subjektivitas yang didasari ilmu pengetahuan.


DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abd Rahman. & Madjid, M Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Hugiono. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Semarang: Bina Aksara
Supriadi, Deddi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Media


[1] Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Media, 2008, hlm. 13.
[2] Ibid
[3] Hugiono. Pengantar Illmu Sejarah. Semarang: Bina Aksara, 1987, hlm. 1.
[4] Ibid.
[5] Ibid
[6] Abd. Rahman Hamid & M. Saleh Madjid. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2011, hlm. 2.
[7] Ibid